Setir yang Mengarahkan Kendaraan: Pentingnya Tujuan Hidup

Jeffrie Gerry
0

 


Setir yang Mengarahkan Kendaraan: Pentingnya Tujuan Hidup

Oleh: Jeffrie Akuntan, Penulis Rakyat Asli


1. Prolog: Di Persimpangan Jalan

"Pak, kita ke mana, nih?"
Tanya anak muda berambut acak-acakan sambil melirik ke arah jalan bercabang tiga.
Sang bapak, yang duduk di belakang kemudi, mengerutkan dahi.
"Entahlah. Yang penting jalan terus, kan?"

Tiba-tiba suara GPS bersuara:
"Rerouting... rerouting... tujuan tidak ditemukan."

Anak muda itu nyengir. "Kayak hidup gue, Pak. Jalannya banyak, tapi tujuannya enggak jelas."
Sang bapak tersenyum kecut. "Nak, mobil tanpa setir dan tujuan itu cuma bisa muter-muter. Sama kayak hidup yang cuma ngikutin arus."

Begitulah awal cerita perjalanan ini: kisah tentang setir, jalan, dan yang paling sering dilupakan—tujuan.


2. Setir yang Terabaikan

Coba bayangkan.
Kamu punya mobil mewah, mesinnya kencang, warnanya kinclong, bannya baru diganti, bahan bakarnya penuh. Tapi... setirnya patah.
Apa yang akan kamu lakukan?

Betul. Kamu nggak akan berani nyetir. Sebab kamu tahu: setir adalah kendali. Tanpa setir, kamu tak tahu mau ke mana. Tanpa arah, semua kecepatan jadi sia-sia.

Lucunya, dalam hidup ini banyak yang lupa soal setir.
Mereka mengejar gaji, jabatan, status sosial, pengikut di media sosial, dan tanda centang biru. Tapi tak pernah bertanya:

“Aku sebenarnya mau ke mana?”
“Untuk apa semua ini?”
“Apa tujuan hidupku?”

Ironisnya, justru mereka yang paling sibuk itulah yang paling sering tersesat.
Sibuk bukan berarti punya arah.
Ribet bukan berarti penting.
Dan capek bukan berarti kamu sudah dekat tujuan.


3. Dialog di Warung Kopi

Di sebuah warung kopi kaki lima, dua orang kawan bertemu.
Si A pengusaha sukses, si B aktivis jalanan yang selalu pakai sandal jepit.

A: "Gue sekarang punya lima perusahaan, dua mobil, satu vila. Tapi kok rasanya hampa ya, Bro?"
B: "Lu nginjek gas terus, tapi setirnya ke mana?"
A: "Maksud lo?"
B: "Tujuan hidup, Bro. Lu kerja buat apa? Mau ngapain hidup? Mau ke mana sesudah semua ini?"
A: "Ya... gue enggak tahu. Yang penting sukses dulu."
B: "Nah itu dia. Lu lagi muter-muter di bundaran. Mungkin mobil lu Ferrari, tapi arah lu nggak jelas."

Obrolan itu mengubah hidup si A. Ia mulai berhenti sejenak dari hiruk-pikuk mengejar pencapaian. Ia mulai merenung, bertanya pada dirinya:
“Apa arti hidupku, kalau semuanya cuma soal angka dan aset?”


4. Menemukan Tujuan Bukan Sekadar Mewah

Tujuan hidup tidak selalu harus megah, besar, atau viral. Kadang, ia sederhana.

  • Menjadi ayah yang baik.

  • Menjadi guru yang jujur.

  • Menjadi teman yang mendengar.

  • Menjadi penulis yang membuat orang berpikir.

Tujuan hidup bukan tentang popularitas, tapi tentang kebermaknaan.

Jeffrie Arunika pernah berkata dalam sebuah diskusi kampung,

“Kalau hidupmu adalah kendaraan, tujuanmu adalah tempat pulang. Setirnya adalah niat. Bensinmu adalah semangat. Dan remnya adalah akal sehat.”


5. Ketika Tujuan Membentuk Karakter

Orang yang punya tujuan hidup akan terlihat berbeda.

  • Mereka tidak mudah goyah oleh opini publik.

  • Mereka tahu kapan berhenti dan kapan melaju.

  • Mereka tidak iri dengan keberhasilan orang lain, karena mereka punya peta sendiri.

Seorang petani yang bahagia menanam dan memberi makan masyarakat lebih kaya secara jiwa dibanding konglomerat yang hidup dalam kecemasan.

Tujuan hidup bukanlah kompetisi. Tapi sebuah komitmen.
Komitmen untuk tidak tersesat.


6. Jalan Berliku dan Setir Kehidupan

Kadang kita salah jalan.
Kadang kita macet di tengah perjalanan.
Kadang hujan badai menghalangi pandangan.

Tapi kalau setirmu masih utuh, dan kamu tahu ke mana arahmu, maka kamu bisa berbalik, memutar, dan terus melaju.

Jangan biarkan orang lain memegang setirmu.
Jangan biarkan media sosial menentukan arahmu.
Jangan biarkan kesuksesan palsu membelokkan niatmu.


7. Tips Menemukan Tujuan Hidup (dari Warung ke Dunia)

Berikut nasihat dari Bang Juki, pemilik warung legendaris yang sudah puluhan tahun berdiri:

  1. Tanya ke diri sendiri saat sepi.
    “Kalau aku mati besok, apa yang ingin aku tinggalkan?”

  2. Lihat ke masa lalu.
    Apa yang membuatmu paling bahagia secara batin, bukan secara dompet?

  3. Bayangkan dunia tanpa kamu.
    Apa yang akan hilang? Apa yang bisa kamu sumbangkan selama hidup?

  4. Bikin tujuan yang bisa kamu jalani hari ini juga.
    Tujuan yang baik itu bisa dimulai sekarang, bukan nanti.


8. Penutup: Kendaraan Hidup Bukan Sekadar Maju, Tapi Sampai

Jangan cuma bangga karena hidupmu cepat.
Banggalah kalau kamu tahu ke mana kamu menuju.

Jangan cuma sibuk di jalanan kehidupan.
Pastikan kamu tidak tersesat.

Tujuan hidup adalah pelita yang menuntunmu saat semua lampu padam.
Ia adalah suara lembut dalam hati yang bilang, “Kamu ke sini, ya... bukan ke sana.”
Ia adalah alasan kamu bangun setiap pagi dengan harapan, bukan dengan kelelahan.


Pesan Pembelajaran dari Artikel Ini

  • Hidup bukan soal kecepatan, tapi arah.

  • Tujuan hidup adalah setir yang menentukan arah kendaraan kehidupanmu.

  • Keberhasilan tanpa makna adalah kesia-siaan yang mewah.

  • Luangkan waktu untuk bertanya: Mengapa aku melakukan ini semua?

  • Setiap orang berhak punya arah, walau kecil dan sunyi, asalkan itu membuat hidup berarti.


Akhir Kata dari Penulis Rakyat Asli

"Kalau kamu kehilangan arah, jangan panik. Rem dulu. Cari setirmu. Temukan tujuanmu. Lalu lanjutkan perjalanan dengan tenang. Sebab hidup bukan lomba, tapi perjalanan pulang."
Jeffrie Akuntan

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)